Selasa, 12 November 2013

Ini Resep Ampuh Kendalikan Laju Pertambahan Penduduk



Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan, Indonesia akan memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia pada 26 September di Balai Sidang Jakarta.

"Menurut rencana, acara tersebut akan dibuka oleh Wakil Presiden Boediono," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/9/2013).

Fasli menjelaskan, pada tahun 2013 ini, tema yang diangkat dalam Hari Kontrasepsi Dunia adalah "Perluasan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi Sebagai Upaya Nyata Perwujudan Derajat Kesehatan Keluarga yang Berkualitas".

Fasli juga mengatakan, peringatan Hari Kontrasepsi Dunia diharapkan bisa menjadi momentum yang tepat untuk mengingatkan dan menyadarkan kembali semua pihak akan pentingnya kontrasepsi.

"Makna hari ini adalah agar kita selalu ingat bahwa kontrasepsi adalah salah satu alat yang efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Selain itu kontrasepsi merupakan kebutuhan utama keluarga untuk membentuk keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera," katanya.

Dia juga menambahkan, BKKBN di masa-masa mendatang akan meningkatkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual serta kesadaran semua pihak mengenai kontrasepsi.

Selain itu, BKKBN juga mengharapkan dukungan dari semua pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam menyukseskan program kependudukan dan keluarga berencana baik kementerian/lembaga terkait, maupun seluruh mitra kerja BKKBN.

"Program kependudukan dan keluarga berencana dapat sukses bila mendapat dukungan dari semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar di masa mendatang ketersediaan alat kontrasepsi bisa menjangkau seluruh pelosok di seluruh Tanah Air serta gratis agar masyarakat yang ingin mengikuti program KB dapat terlayani dengan baik," katanya.

BKKBN tambah Fasli, juga akan lebih fokus dalam menyosialisasikan dan mengadvokasi masyarakat terkait metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, sterilisasi dan implant, metode operasi wanita (tubektomi) dan metode operasi pria (vasektomi).

"Sosialisasi harus terus dilakukan karena sejauh ini alat kontrasepsi jangka panjang masih kurang diminati, padahal MKJP adalah langkah paling efektif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengurangi angka peserta KB yang putus di tengah jalan," katanya.

Sementara itu, Plt. Deputi Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Wendy Hartanto menambahkan hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa alat kontrasepsi jangka panjang dari tahun ke tahun terus menurun penggunaannya.

Pada tahun 1991 jelas Wendy, pengguna kontrasepsi IUD mencapai 13 persen dari total pemakai kontrasepsi.

Tetapi angka tersebut terus menurun hingga pada 1994 tercatat hanya 10 persen pemakai IUD, pada 1997 turun lagi menjadi delapan persen, dan pada 2002 jadi enam persen, serta turun lagi jadi lima persen pada 2007, dan pada data 2012, pemakai kontrasepsi IUD tinggal empat persen saja.

25 September 2013
Sumber :
http://health.liputan6.com/read/702394/ini-resep-ampuh-kendalikan-laju-pertambahan-penduduk

Kamis, 07 November 2013

Upaya Pemerintah Meratakan Persebaran Penduduk Indonesia

Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah tidak meratanya persebaran penduduk. Saat ini, kebanyakan penduduk Indonesia berada di pulau Jawa. Ini disebabkan oleh banyak hal terutama karena pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan di Indonesia, banyaknya universitas ternama yang berada di pulau Jawa serta banyaknya perusahaan besar yang membuka pabrik disana.


Wilayah Transmigrasi
Wilayah Transmigrasi
Agar persebaran penduduk bisa merata di seluruh daratan Indonesia, maka pemerintah melakukan berbagai upaya. Beberapa diantaranya :



1. Pemerataan pembangunan

Pemerataan pembangunan baik diwilayah Indonesia timur, tengah maupun barat akan mengurangi jumlah penduduk yang memilih untuk mengadu nasib ke pulau Jawa. Jika pembangunan di daerah-daerah sudah hampir sama dengan di pusat, maka penduduk tidak perlu keluar dari daerahnya.

Pada akhirnya, mereka bisa ikut serta membangun daerahnya masing-masing. Dan hal ini akan berdampak pada pembangunan secara nasional.

2. Menciptakan lapangan kerja di daerah-daerah

Salah satu cara menciptakan lapangan kerja di daerah adalah tidak menjadikan pulau Jawa sebagai satu-satunya pusat industri di Indonesia. Dengan kata lain, pabrik-pabrik besar tidak hanya dibangun di Jawa, tapi diseluruh pulau besar di Indonesia secara merata.

Dengan begitu, penduduk tidak perlu pergi ke Jawa untuk mencari pekerjaan karena didaerahnya sudah terdapat lapangan kerja yang bisa menampung mereka.

3. Transmigrasi

Sebuah data menunjukan bahwa pulau Papua yang luasnya lebih dari 20% dari luar Indonesia memiliki penduduk yang jumlahnya kurang dari 1% dari seluruh penduduk Indonesia. Sementara pulau Kalimantan yang luasnya lebih dari 25% luas Indonesia, jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.

Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah Transmigrasi. Tujuan transmigrasi ini antara lain adalah :

  • meratakan persebaran penduduk di Indonesia
  • peningkatan taraf hidup para transmigran
  • pengelolaan SDA di daerah transmigrasi
  • pemerataan pembangunan di seluruh wilayan Indonesia
  • meningkatkan pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia

Program GenRe (Generasi Berencana)

Genre adalah program yang dikembangkan oleh BKKBN dengan kelompok sasaran program, yaitu:
  • Remaja yang berusia 10-24 tahun tapi belum menikah
  • Mahasiswa/mahasiswi yang belum menikah
  • Keluarga
  • Masyarakat yang peduli terhadap kehidupan para remaja
Tujuan dikembangkannya program Genre oleh BKKBN adalah untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja dalam hal:
  • Jenjang pendidikan yang terencana
  • Berkarir dalam pekerjaan yang terencana
  • Menikah dengan penuh perencanaan sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi.
Untuk melaksanakan program Genre maka BKKBN melakukan kegiatan berupa:

  • Promosi penundaan usia kawin, sehingga mengutamakan sekolah dan berkarya. Dimana usia pernikahan pertama yang diinginkan dalam program Genre ini minimal adalah 21 tahun, selain itu memberitahu para remaja tentang anatomi sistem reproduksi manusia.
  • Menyediakan informasi tentang kesehatan reproduksi yang seluas-luasnya, dengan cara meningkatkan jumlah PIK R/M melalui berbagai jalur Academic/PT, organisasi keagamaan, dan organisasi Kepemudaan, meningkatkan SDM pengelolah PIK R/M yang berkuallitas, adanya komitmen dari stakeholder dan mitra kerja dalam pengelolaan danpelaksanaan program GENRE .
  • Promosi kesehatan yang merencanakan kehidupan berkeluarga yang sebaik-baiknya.

5 Strategi program Genre:

  • Penataan dan penyerasian kebijakan program GenRe dalam rangkapenyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
  • Peningkatan komitmen dan peran serta stakeholder dan mitra kerja dalam program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
  • Penggerakan dan pemberdayaan stakeholder , mitra kerja, keluarga dan remaja dalam program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja
  • Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM pengelola, PS, KS dan kaderprogram GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

PIK KRR, Untuk Membentuk Remaja Berkualitas

Istilah apa sih, Kok saya baru denger? Gimana bacanya yaa?? Pikerrrrr atau piker?
Hehehe, tidak usah bingung baca aja PIK KRR. Merupakan kepanjangan dari Pusat  Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Ini merupakan salah satu sub program yang dimiliki oleh BKKBN yang lebih menitikberatkan pada remaja sebagai subjek penyuluhan. Seperti kita ketahui bahwa remaja merupakan salah satu fase usia peralihan antara masa kanak-kanak menuju gerbang dewasa.  Menurut Organisasi kesehatan dunia, WHO, batasan usia remaja adalah usia 12 s/d 24 tahun.  Program ini merupakan salahsatu upaya pemerintah untuk membantu remaja memiliki status kesehatan reproduksi yang baik melalui pemberian informasi, pelayanan konseling, dan pendidikan keterampilan hidup (Life skill).
ilustrasi remaja masa kini (dok.pribados)ilustrasi remaja masa kini (dok.pribados)
 

Sebagai masa peralihan, pada fase remaja inilah anak kita mengalami perubahan fisik dan kepribadian yang signifikan sehingga berdampak pada perubahan emosional yang besar. Dalam aspek kognitif, remaja juga mulai memiliki peningkatan terhadap pemahaman mereka tentang dunianya.  Pada masa ini, seorang anak memiliki keinginan kuat untuk mulai mandiri tidak terikat lagi kepada orang tua, tetapi masih bingung dengan kehidupannya. Mulai berusaha mencari-cari jati diri mereka seperti apa, merupakan salahsatu isu yang paling penting sekaligus kritis pada masa-masa ini.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui, ternyata dibalik hingar bingar  kepemerintahan dan politik-politikan ternyata pemerintah masih memperdulikan warganya yang berada pada fase peralihan yang disebut remaja. Melalui program ini, pemerintah mengupayakan agar remaja tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Seperti kita pernah alami, pada masa-masa remajalah kita mengalami proses pencarian jalan hidup yang seperti apa yang akan kita pilih. Tidak sedikit dari teman-teman saya yang pada akhirnya menjadi ‘gagal’ dan ‘biasa-biasa saja’ dimasa dewasanya hanya karena mereka salah memilih jalan dan pergaulan ketika masa remajanya. Melalui program ini, agaknya pemerintah mulai concern melihat perkembangan zaman instant yang serba canggih ini. Betapa banyak remaja yang akhirnya terperangkap kedalam lingkaran NARKOBA, akibat ketidaktauan dan rasa penasaran mereka. Pengetahuan yang kurang, atensi keluarga yang hampir tidak dirasakan, serta kebutuhan akan pengakuan yang tidak terpenuhi membuat mereka kadang memilih jalan yang salah.

Selain itu, perkembangan seksual sekunder remaja juga membuat remaja menjadi penasaran dengan keberadaan diri mereka. Awalnya mungkin coba-coba. Mereka melakukan eksplorasi seksual terhadap diri sendiri, ditambah tontonan-tontonan ‘bokep’  yang mendorong rasa ingin tau yang meledak-ledak membuat remaja cenderung menyalurkannya melalui masturbasi. Salah? Mungkin demikian. Seksolog kompasiana, Mariska Lubis pernah membahas ini sebelumnya.
Didorong rasa keprihatinan supaya remaja memiliki pengetahuan memadai seputar dunianya, maka  sejak tahun 2000, BKKBN sebagai salahsatu badan yang mengurusi Keluarga mempunyai program PIK KRR. Melalui program ini, pemerintah berupaya untuk membentuk remaja TEGAR  yaitu remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA),  serta menunda usia perkawinan/pendewasaan usia perkawinan.
Sebagai bagian dari warga Negara Indonesia, maka saya mengajak anda yang memiliki anak remaja agar benar-benar memperhatikan perkembangan anak anda agar tidak salah jalan dalam menapaki hidupnya kelak. Berikanlah kasih sayang yang cukup terhadap mereka, tidak usah terlalu mengekang tapi juga jangan terlalu memberikan kebebasan kepada mereka. Penuhi segala kebutuhan psikologisnya, salah satunya bisa dilakukan dengan upaya memposisikan diri anda sebagai sahabat bagi mereka.

Mari kita selamatkan generasi muda Indonesia agar tidak terjerumus kedalam pergaulan yang salah, supaya terhindar dari NARKOBA dan juga seks bebas yang buntut-buntutnya akan menjadikan Negara kita semakin terbelakang.  Jika anda ingin ikut berkontribusi terhadap program PIK KRR pemerintah, anda bisa menghubungi kantor BKKBN / badan bentukan pemerintah daerah yang concern mengurusi program KB (BKBPP/BPPKB) atau melalui para penyuluh atau petugas Lapangan KB yang tersebar diseluruh kabupaten di wilayah tanah air tercinta ini.

SALAM

Referensi: http://tentangkb.wordpress.com/2009/10/16/pik-krr-untuk-membentuk-remaja-berkualitas/

BKKBN: Banyak Saling Raba, Kualitas Pacaran Remaja Memprihatinkan

Jakarta, Kasus video porno di salah satu SMP Negeri di Jakarta baru-baru ini cuma sebagian dari permasalahan yang dihadapi remaja. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2012 mengungkap perilaku pacaran yang dinilai mengkhawatirkan.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dr H Soedibyo Alimoeso, MA di sela seminar membahas hasil SKRRI 2012 di Hotel Bidakara, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).

"Banyak yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi. Nggak tahu, tapi juga ada keinginan untuk coba-coba. Hampir 30 persen remaja sudah meraba-raba, dan itu pasti berlanjut. Kualitas pacaran remaja kita mengkhawatirkan," kata Sudibyo.

Sudibyo mencontohkan kasus video porno yang dibuat dan diperagakan oleh siswa siswi sebuah SMP Negeri di Jakarta. Aktualisasi diri yang diwujudkan dengan mempertontonkan aktivitas seksual di depan teman sebaya dinilainya telah menunjukkan bahwa batas-batas ketabuan mulai hilang.

Peran orang tua dinilai penting oleh Soedibyo. Dengan menyediakan diri sebagai partner diskusi yang informatif dan menyenangkan, orang tua bisa mencegah perilaku seksual yang tidak sehat pada anak-anak remaja. Orang tua tidak boleh menjadi figur yang menakutkan sehingga anak-anak sungkan mendiskusikan kesehatan reproduksi.

SKRRI 2012 mengungkap beberapa perilaku berpacaran remaja yang belum menikah.

1. Sebanyak 29,5 persen remaja pria dan 6,2 persen remaja wanita pernah meraba atau merangsang pasangannya.
2. Sebanyak 48,1 persen remaja laki-laki dan 29,3 persen remaja wanita pernah berciuman bibir.
3. Sebanyak 79,6 persen remaja pria dan 71,6 persen remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pasangannya.

Umur berpacaran untuk pertama kali paling banyak adalah 15-17 tahun, yakni pada 45,3 persen remaja pria dan 47,0 persen remaja wanita. Dari seluruh usia yang disurvei yakni 10-24 tahun, cuma 14,8 persen yang mengaku belum pernah pacaran sama sekali.

Referensi:  AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Rabu, 06 November 2013

KONSELING YANG PRIMA ADALAH UNSUR MENUJU PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA

 



Setiap program yang memilkiki kegiatan pelayanan,  khususnya yang berhubungan dengan upaya membantu  orang lain dalam mengatasi segala permasalahannya , pasti akan melakukan pemberian konseling. Konseling sendiri secara utuh mempunyai arti sebagai  proses pemberian bantuan yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan masalah melalui pemahaman tentng fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya. Dalam konseling bantuan yang diberikan tentu bukan dalam bentuk materi, tetapi lebih mengarah pada bantuan terhadap orang lain dalam  upaya pengambilan keputusan secara tepat dan bermanfaat berdasarkan informasi yang lengkap dan jelas.

Konseling yang dilakukan dalam setiap kegiatan pelayanan public khususnya pada upaya membantu  orang lain dalam mengatasi segala permasalahannya, sebetulnya sudah merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari  pelayanan prima, karena Pelayan Prima itu mempunyai arti  yaitu “memberi  pelayanan”,  yang menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah  usaha untuk membantu mengurus atau menyiapkan apa yang diperlukan orang lain, dan itu dilakukannya  secara “prima”, selain itu pelayanan prima sendiri juga mempunyai makna yaitu terpenuhinya keinginan pelanggan, karena pelayanan yang diterimanya memberikan hasil yang lebih baik dari yang mereka harapkan.

Konseling yang secara umum sudah merupakan bagian dari pelayanan prima tersebut  tentu akan dapat  bermakna bila pelayanan konseling yang dilakukan juga mengandung unsur atau prinsip dasar dalam pelayanan prima.  diantaranya yaitu  :
1.    Sistem yang Efektif ; yaitu pelayanan yang berlangsung dengan tertib dan lancar di mata pelanggan, meskipun sebenarnya proses  pelayanan itu melibatkan beberapa unit kerja yang berbeda.
2.    Melayani dengan hati nurani; yaitu bahwa dalam melayani pelanggan sikap dan perilaku petugas haruslah baik, artinya bahwa meskipun sarana dan prasarana pelayanan sangat baik , tapi biasanya sikap dan perilaku pelayanan oleh petugas merupakan penilaian yang tidak dapat diabaikan. 
3.    Melakukan perbaikan yang berkelanjutan; Bahwa pelayanan yang diberikan kepada pelanggan perlu selalu berkembang dan diperbaruhi agar  sesuai dengan tuntutan  kebutuhan pelanggan yang semakin tinggi dan beragam.
4.    Memberdayakan pelanggan ; yaitu bahwa pelayanan yang diberikan harus dapat  menjadi  tambahan sumberdaya  pelanggan dalam upaya menyelesaikan persoalannya sendiri.

Prinsip-prinsip tersebut tentu  hanya dapat dilakukan dengan baik apabila pelaksana konseling atau Conselor mempunyai kompetensi dan kepiawian dalam memberikan informasi  yang diperlukan oleh yang membutuhkan konseling, baik itu kemampuan dalam berkomunikasi, kemampuan mengendalikan emosi, dan juga memiliki  pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan dalam konseling.

Salah satu instansi pemerintah yang telah melaksanakan pelayanan  konseling pada sebagian besar programnya adalah BKKBN. Dalam pelaksanaan program keluarga berencana yang menjadi tugas pokok, pelayanan konseling  tersebut sudah menjadi   salah satu prasyarat dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Bahkan untuk kegiatan konseling sendiri  telah dibentuk  suatu wadah kegiatan pelayanan yaitu Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera atau PPKS. yang didalamnya terdapat berbagai pelayanan konseling baik itu  untuk   pelayanan pra nikah, untuk  remaja dan keluarga remaja, keluarga balita, dan keluarga lansia dan lansia, juga untuk  kegiatan  KB dan KR,  serta konseling tentang keluarga harmonis.

Seperti yang telah diuraikan diatas, maka konseling yang dilakukan dalam PPKS tersebut tentu akan mempunyai makna dan menjadi sebuah  pelayanan  prima, apabila  salah satu  unsur yang  menjadi standar  pengelolaannya   yaitu  “Konselor”  menangani setiap program yang ada,  harus betul-betul memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan yang sesuai dengan programnya, sekaligus juga  memiliki kompetensi  dalam menyampaikan dan menginformasikannya.

Perlu menjadi sebuah  catatan bahwa keahlian dan kepiawian seorang Konselor dalam konseling ini pengaruhnya sangat besar pada kemantapan masyarakat untuk menjadi bagian dari program yang sekaligus memberikan konstribusi pada keberhasilan program tersebut.  (  Art, S / e-mail tatik5152@yahoo.com )

BKKBN MENGGELAR JAMBORE NASIONAL PKB/PLKB DAN IMP TAHUN 2013

 
Jakarta, bkkbnonline: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana menggelar Jambore Nasional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) 2013 yang dimaksudkan untuk berbagi pengalaman dan sebagai penghargaan kepada para kader.

"Jambore Nasional ini merupakan agenda rutin setiap tahun yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang berbeda dan sebagai penghargaan kepada para PKB/PLKB atas kerja keras dalam melaksanakan program Kependudukan dan KB di lapangan," kata Kepala BKKBN, Fasli Jalal, yang diwakili oleh Plt Sestama BKKBN, Ambar Rahayu, di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Kamis.
Ambar mengatakan, tujuan diadakannya Jambore Nasional PLKB atau Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana adalah untuk meningkatkan wawasan, komitmen, semangat, dan kebanggaan para kader dalam mengelola program kependudukan serta KB di lapangan.
Kegiatan tersebut mengangkat tema "Melalui Jambore Nasional PKB/PLKB dan IMP Kita Perkuat Lini Lapangan untuk Akselerasi Program Kependudukan dan KB"
"Kegiatan jambore akan dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 31 Oktober sampai dengan 2 November 2013," ujarnya.
Jambore itu diikuti 1.000 peserta dengan rincian dari subsidi BKKBN sebanyak 600 orang, sedangkan 398 orang kalangan mandiri.
Menurut Ambar, jumlah peserta meningkat 67 persen dari target yang ditentukan. Hal ini menyebabkan peserta harus diinapkan di tiga hotel berbintang empat yang berbeda.
"Animo peserta cukup tinggi, jumlahnya melebihi target. Mungkin kegiatan jambore semacam ini dijadikan kesempatan oleh para PKB/PLKB dan IMP untuk menjalin tali silaturahmi petugas lapangan di seluruh Indonesia, atau juga sebagai cara untuk refreshing," ujarnya.
Selama kegiatan peserta akan mengikuti berbagai acara, seperti kegiatan learning, berbagi dan bergembira bersama yang akan dipandu oleh Tim ARA Indonesia.
Ambar menyebutkan, kegiatan tersebut merupakan upaya untuk menambah wawasan dan semangat sekaligus dalam kerangka bergembira.
Berbagai kegiatan diselenggarakan, seperti pembekalan tentang penguatan program pemberdayaan keluarga yang disampaikan Haryono Suyono (Ketua Damandiri) sekaligus sebagai sesepuh BKKBN.
Ambar menambahkan, hasil yang diharapkan dari kegiatan Jambore Nasional PKB/PLKB dan IMP 2013 ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasaan tentang program KB, meningkatkan semangat dan motivasi, komitmen, dan tanggung jawab dalam penggerakkan program KKB di lini lapangan.

Keterampilan Hidup (Life Skill)


  Keterampilan Hidup
 http://atlantaoutreach.org/wp-content/uploads/2010/08/Life-Skills-Education.jpg
Organisasi Kesehatan Dunia ia mendefinisikan keterampilan hidup sebagai, "kemampuan untuk adaptif dan perilaku positif yang memungkinkan individu untuk menangani secara efektif dengan tuntutan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari ". UNICEF mendefinisikan kecakapan hidup sebagai "perubahan perilaku atau perkembangan perilaku pendekatan yang dirancang untuk mengatasi keseimbangan dari tiga bidang: pengetahuan, sikap dan keterampilan ".
Definisi UNICEF didasarkan pada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa pergeseran perilaku risiko tidak mungkin jika pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berbasis kompetensi tidak ditangani. Kecakapan hidup pada dasarnya adalah kemampuan orang-orang yang membantu mempromosikan kesejahteraan mental dan kompetensi pada orang muda saat mereka menghadapi realitas kehidupan. Kebanyakan pembangunan profesional setuju bahwa kecakapan hidup umumnya diterapkan dalam konteks kesehatan dan kegiatan sosial. Mereka dapat dimanfaatkan dalam banyak bidang konten: pencegahan penggunaan narkoba, kekerasan seksual, kehamilan remaja, HIV / AIDS dan pencegahan bunuh diri.
UNICEF, UNESCO dan WHO mendaftar sepuluh keterampilan hidup inti strategi dan teknik seperti:
1.      pemecahan masalah
2.      berpikir kritis
3.      keterampilan komunikasi yang efektif
4.      pengambilan keputusan
5.      berpikir kreatif
6.      hubungan interpersonal keterampilan
7.      selfawareness membangun keterampilan
8.      empati
9.      mengatasi stres dan emosi
            Kesadaran diri, harga diri dan kepercay
aan diri adalah alat penting untuk memahami salah satu kekuatan dan kelemahan. Akibatnya, individu dapat membedakan tersedia kesempatan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan ancaman. Ini mengarah pada pengembangan kesadaran sosial kekhawatiran satu keluarga dan masyarakat. Selanjutnya, adalah mungkin untuk mengidentifikasi masalah yang timbul dalam keluarga dan baik masyarakat
Teori Menetes Ke Bawah.


"Teori menetes ke bawah" sangat berlaku untuk bagaimana remaja kita memperoleh keterampilan hidup yang penting ini. Kekayaan dalam teori baru ini akan penting kecakapan hidup yaitu komunikasi yang tepat dan keterampilan pengambilan keputusan; kemarahan manajemen, keterampilan resolusi konflik; langkah-langkah untuk mengembangkan tanggung jawab, dll). Dengan kata lain, semua keterampilan hidup dipelajari oleh orang tua / orang dewasa kemudian akan bermanfaat bagi pemuda karena surplus kecakapan hidup positif dicapai oleh orang tua / orang dewasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan kecakapan hidup tiga komponen: 
1.  Keterampilan berpikir kritis / keterampilan Pengambilan keputusan - termasuk keputusan / keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan pengumpulan informasi. Individu juga harus terampil di masa depan mengevaluasi konsekuensi dari tindakan mereka sekarang dan tindakan orang lain. Mereka perlu untuk dapat menentukan alternatif solusi dan untuk menganalisis pengaruh nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai orang-orang di sekitar mereka; 
2.   Interpersonal / Komunikasi keterampilan - termasuk verbal dan non-verbal  komunikasi, aktif mendengarkan, dan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan memberikan  pakan belakang. Juga dalam kategori ini, adalah negosiasi / penolakan ketegasan keterampilan dan keahlian yang  yang secara langsung mempengaruhi kemampuan untuk mengelola konflik. Empati, yang merupakan kemampuan untuk mendengarkan  dan memahami kebutuhan orang lain, juga merupakan kunci keterampilan interpersonal. Teamwork dan  mencakup kemampuan untuk bekerja sama mengungkapkan rasa hormat terhadap orang-orang di sekitar kita. Pengembangan keterampilan ini memungkinkan remaja untuk dapat diterima dalam masyarakat. Keterampilan ini mengakibatkan penerimaan norma-norma sosial yang memberikan dasar bagi perilaku sosial dewasa. 
3.  Mengatasi dan keterampilan pengelolaan diri mengacu pada keterampilan untuk meningkatkan lokus internal  kontrol, sehingga individu percaya bahwa mereka dapat membuat perbedaan di dunia dan mempengaruhi perubahan. Harga diri, kesadaran diri, evaluasi diri keterampilan dan kemampuan untuk menetapkan sasaran juga merupakan bagian dari kategori yang lebih umum dari keterampilan manajemen diri. Kemarahan, kesedihan dan kegelisahan semua harus ditangani, dan individu belajar untuk mengatasi kerugian atau  trauma. Stres dan manajemen waktu adalah kunci, seperti juga berpikir positif dan relaksasi teknik. 
UNICEF mempromosikan pemahaman bahwa pendekatan keterampilan hidup dapat berhasil, jika dilakukan secara bersama-sama berikut ini:
1. Keterampilan-ini melibatkan kelompok psikososial dan keterampilan interpersonal (dijelaskan dalam bagian 3) yang saling terkait satu sama lain. Misalnya, keputusan kemungkinan melibatkan pemikiran kreatif dan kritis komponen dan nilai-nilai analisis.
2.Con tenda - Untuk secara efektif mempengaruhi perilaku, keterampilan harus dimanfaatkan dalam suatu area konten. "Apa yang kita membuat keputusan mengenai?" Belajar tentang keputusan akan lebih bermakna jika konten relevan dan tetap konstan.  Konten seperti daerah-daerah seperti yang dijelaskan bisa penggunaan narkoba, HIV / AIDS / STI pencegahan,  pencegahan bunuh diri atau pelecehan seksual. Apa pun area konten, keseimbangan dari tiga unsur perlu dipertimbangkan: pengetahuan, sikap dan keterampilan. 
3.Metode - Keterampilan pendidikan berbasis r tidak dapat occu ketika tidak ada interaksi di antara peserta. Hal itu bergantung pada kelompok-kelompok orang untuk menjadi efektif. Interpersonal dan keterampilan psikososial tidak dapat dipelajari dari duduk sendirian dan membaca buku. Jika ini Pendekatan ini akan berhasil, semua tiga komponen, keterampilan hidup, konten dan metode harus berada di tempat. Ini secara efektif berarti bahwa keterampilan hidup dapat dipelajari melalui penggunaan metode tertentu dan alat.

Selasa, 05 November 2013

Konselor Sebaya

Pengertian Konseling : Adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman suatu fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien. Tujuan Konseling : Adalah membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih jelas, sehingga klien dapat memilih sendiri jalan keluarnya. Prinsip Konseling : *pengambilan keputusan adalah tanggung jawab klien *seorang konselor bukan yg mengatur, mengkritik atau pembuat keputusan *seorang konselor adalah mitra dari klien *klien adalah yang paling tahu permasalahannya Pengertian Konselor Sebaya : Adalah pendidik sebaya yang punya komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling program PKBR/Genre bagi kelompok remaja sebayanya yang telah mengikuti konseling. Syarat Konselor Sebaya : *berpengalaman sebagai pendidik sebaya *mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien *terbuka pada pendapat orang lain *menghargai dan menghormati klien *peka terhadap perasaan orang dan berempati *perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat *mempunyai pengetahuan yang luas *memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi interpersonal Keterampilan yang harus dimiliki Konselor Sebaya : *observasi *mendengar aktif *bertanya Langkah-langkah Konseling : *SA = Salam *T = Tanya *U = Uraikan *TU = Bantu Klien *J = Jelaskan *U = Ulang Tempat Konseling : *terjamin privacy *nyaman *tidak bising/tenang #sumber : Pelatihan PIK Remaja/Mahasiswa Bagi Pengelola PUSDIKLAT KB dan KG BPMPKB Provinsi DKI JAKARTA 2013

Pendidikan ‘Life Skills’ Solusi Efektif Atasi Pengangguran

Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,3 persen per tahun bukan saja merupakan lampu kuning bagi pemerintah, lantaran laju penduduk terus membengkak, tapi juga memberi dampak luas bagi penyediaan pangan, pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja. Belum lagi jumlah penduduk miskin dan pengangguran masih tinggi. Problem yang muncul dari pengangguran dan setengah pengangguran tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi dan ketenagakerjaan, tetapi mempunyai implikasi lebih luas, mencakup aspek sosial, psikologis, dan bahkan politik. Apabila jumlah pengangguran dan setengah pengangguran cenderung meningkat, akan berpengaruh besar terhadap kondisi negara secara keseluruhan, antara lain meningkatnya jumlah penduduk miskin. Jika pada tahun 2005 lalu berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik angkatan kerja menganggur 10,26 persen, namun pada tahun 2007 angka pengangguran terbuka diperkirakan bertambah 12,6 juta jiwa. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin diperkirakan mencapai 45,7 juta jiwa. “Angka itu berasal dari 1,6 juta pengangguran baru, menambah jumlah pengangguran yang sudah ada sebesar 11 juta,” kata Koordinator Tim Peneliti Prospek Perekonomian Indonesia 2007 Pusat Penelitian Ekonomi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) M Tri Sambodo. Menurut Tri Sambodo, angka 1,6 juta pengangguran itu berasal dari angkatan kerja yang tidak tertampung oleh kesempatan kerja pada 2007 sebesar 1,4 juta orang. “Ini artinya, ujarnya, semakin besar angka pengangguran terbuka merupakan indikator meningkatnya angka kemiskinan. Dengan mengasumsikan pertumbuhan ekonomi mencapai skenario optimum yaitu 6,5 persen dengan tingkat serapan tenaga kerja hanya 218.518 orang untuk setiap pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen maka lapangan kerja tersedia hanya 1,4 juta orang. “Mereka yang tak terserap terpaksa menganggur dan menambah angka pengangguran,” kata Tri Sambodo. Memang, tambah dia, berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka pengangguran itu, tapi hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Lantas apa upaya warga bangsa ini, karena kian hari pertambahan jumlah angkatan kerja semakin bertambah dan pengangguaran pun terus menumpuk? Nampaknya kurang efektifnya pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan kesempatan kerja baru mengindikasikan perencanaan perekonomian yang dilakukan sepertinya masih di atas kertas. Salah satu upaya mengatasi pengangguran dengan mengarahkan pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebagai instrumen menciptakan kesempatan kerja baru, tapi juga melakukan restrukturisasi angkatan kerja. Pemikiran ini dilandasi asumsi bahwa dari segi kuantitas, sebenarnya jumlah kesempatan kerja yang ada saat ini sudah mencukupi. Artinya, ia bisa menampung hampir semua angkatan kerja. Namun, itu tidak terwujud karena kesempatan kerja yang sebenarnya mencukupi itu ternyata terdistribusi secara tidak merata, tidak sesuai dengan peruntukannya, dan karena proses shifting. Problem akan minimnya pengetahuan kebutuhan dunia kerja menyebabkan penyerapan lulusan pendidikan formal dan nonformal masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah menjalin kerja sama dengan dunia usaha untuk menyinkronkan program pendidikan dan kebutuhan pasar kerja. “Sinkronisasi program pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja sangat mendesak. Upaya mendekatkan dunia pendidikan dengan dunia kerja harus dimulai sejak awal, sehingga pendidikan mampu menghasilkan tenaga siap kerja,” kata Sekjen Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Harry Heriawan Saleh. Terkait dengan hal tersebut, ditandatangani nota kesepahaman (MOU) tentang Keterpaduan Program Siap Kerja dan Pemahaman Hubungan Industrial bagi Siswa SMK atau Sederajat, Mahasiswa, dan Peserta Didik pada Satuan pendidikan Nonformal, masing-masing oleh Sekjen Depnakertrans, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Prof Suyanto, Phd serta Kadin Indonesia Anton Riyanto. Kesepakatan tersebut mencakup tiga hal. Pertama, pemahaman dinamika hubungan industrial antara pekerja dan pengusaha; kebutuhan pasar kerja; dan pengenalan peraturan- peraturan ketenagakerjaan. Menurut Suyanto, MOU ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi lulusan program pendidikan formal dan nonformal. Apalagi pemerintah telah mencanangkan program three in one, yaitu pelatihan bersama, sertifikasi, dan penempatan. “Tujuannya, untuk memudahkan lulusan SMA dan SMK diterima di pasar kerja. Pada tahun 2007, kami memperkirakan ada 850.000 siswa SMK dan SMA yang lulus,” ujar Suyanto. Pada hematnya keberhasilan sistem pendidikan dapat dilihat dari kemampuan lulusannya menggunakan hasil pendidikan untuk hidup. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang baik seharusnya mampu memberikan bekal bagi lulusannya untuk menghadapi kehidupan atau memberikan life skills pada peserta didik. Logikanya, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin tinggi pula peran yang dapat dimainkannya dalam kehidupan di masyarakat.

Apa Itu PIK Remaja?

PIK Remaja adalah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)

KOMUNIKASI EFEKTIF SENJATA AMPUH MENOLAK TRIAD KRR

Remaja itu “aset banga dan tiang negara”, ini adalah harapan dari seluruh bangsa di negara ini. Namun harapan ini tentu tidak mudah untuk diwujudkan, tanpa kepedulian generasi sebelumnya untuk membantu mereka dalam melalui transisi kehidupannya, Menjadi remaja saat ini tentu tidak mudah, mereka harus menghadapi kondisi, situasi, tantangan dan masalah yang semakin hari semakin banyak dan semakin kompleks.

Senin, 04 November 2013

8 (Delapan) Fungsi Keluarga

Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :


Pidato Kenakalan Remaja

Waahhh.... ini dia sobat pidato tentang Kenakalan Remaja, kalian pasti tau kan kenakalan remaja saat ini? Pidato ini membahas tentang kenakalan remaja di Era modern saat ini. Bagi yang kelas 3 di SMK Negeri 4 Samarinda tentu tugas ini adalah tugas Bahasa Indonesia dari Bu Rebelly pada semester 1,lanjut sob...




Minggu, 03 November 2013

Cara Mengatasi Teman Sebaya

Mendengar berita tawuran diantara remaja akhir-akhir ini membuat kita bertanya-tanya “apa yang remaja pikirkan?” soal tawuran yang tidak hanya melukai tetapi juga menghilangkan nyawa. Peristiwa-peristiwa tersebut semakin sering terjadi, dan sangat kita sayangkan.

Cara Menghilangkan GALAU

Tidak ada orang yang dapat membuat Anda untuk siap menghadapi sebuah kehilangan atau putusnya hubungan dengan orang lain. Apakah Anda berdua memutuskan untuk mengakhiri hubungan atau terputus akibat  kematian, keduanya tetap meninggalkan sebuah simptom kesedihan selama beberapa waktu.

Pengertian NAPZA & Dampak Penyalahgunaannya

Pengertian Napza

Napza (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya) adalah zat-zat kimiawi (obat-obat berbahaya) yang mampu merubah perasaan, fungsi mental dan prilaku seseorang ( Kamus Narkoba BNN 2006)

NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

HIV (Human Immunodeficiency Virus)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-3FFL4T3jjV0u-Ym4Q_7RY_r6ewHvah4OqEgojTczJuhg5nsxMVl1_p-9dOs6pXojOkEVPzJzJ4bWEnyEHaLEIMvVOSOxrdRwsBomPteKG2vzSc-HiwutlHwQlOtx7XjpVRcOTceALw/s1600/hiv20ribbon1_thumb.jpg



ISTILAH HIV telah digunakan sejak 1986 (Coffin et al., 1986) sebagai nama untuk retrovirus yang diusulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montagnier dari Perancis, yang awalnya menamakannya LAV (lymphadenopathy-associated virus) (Barre-Sinoussi et al., 1983) dan oleh Robert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III (human T lymphotropic virus type III) (Popovic et al., 1984).

HIV adalah anggota dari genus lentivirus, bagian dari keluarga retroviridae yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel-host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA.

BAHAYA ROKOK BAGI WANITA




Penyakit-penyaki yang juga dapat muncul antara lain :
1. penyakit lambung
2. Bronkhitis kronis
3. Kanker paru-paru
4. Kanker tenggorokan